Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi masalah gigi dan mulut mencapai 57,6 persen dan hanya 10,2 persen yang mendapatkan pelayanan medis gigi. Sementara itu, proporsi menyikat gigi dengan benar sebanyak 2,8 persen, sedangkan prevalensi gigi berlubang anak usia dini sangat tinggi yakni mencapai angka 93 persen. Ini berarti hanya 7 persen anak usia dini di Indonesia yang terbebas dari masalah gigi berlubang.
Data tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bagaimana “potret” kesehatan gigi anak usia dini yang ada di sekitar kita. Permasalah pada gigi dan mulut akan berdampak besar pada kesehatan anak – anak kita Hal ini dimungkinkan karena peranan gigi dan mulut sebagai pintu utama untuk pemenuhan nutrisi bagi kita, jika ada gangguan atau permasalahan akan berdampak pada pengurangan asupan nutrisi sehingga lebih jauh akan berpengaruh pada kondisi kesehatan kita. Oleh karenanya sangat bijak jika kita mau melakukan upaya – upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut untuk mendukung kondisi kesehatan kita secara menyeluruh.
Jika kita mau sedikit jeli memperhatikan lingkungan sekitar kita, banyak sekali kita jumpai pola makan yang tidak sehat atau konsumsi minuman manis secara terus menerus sehingga lambat laun akan berdampak pada kerusakan lapisan gigi. Banyak juga ditemui anak batita ataupun balita yang asik mengkonsumsi susu dengan menggunakan dot yang lama kelamaan akan mengikis lapisan gigi.
Proporsi masyarakat yang menggunakan layanan medis gigi juga masih terbilang rendah, yaitu hanya 10,2 persen. Padahal secara ideal setidaknya kita bisa mengakses layanan medis gigi sekali dalam kurun waktu 6 bulan atau hanya dua kali dalam setahun untuk memastikan kesehatan gigi dan mulut kita.
Lantas, upaya apa saja yang seharusnya bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya gigi berlubang?
Yang pertama adalah biasakan menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari di waktu pagi dan malam hari. Kedua, hindari makanan dan minuman yang terlalu manis dan lengket. Ketiga lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Sudahkah kita melakukannya?
Mari sayangi gigi kita agar senyum kita selalu mengembang dengan sempurna.